Senin, 20 Januari 2014

Observasi Sanggaluri Park Purbalingga

LAPORAN HASIL OBSERVASI
SANGGALURI PARK PURBALINGGA
(MUSEUM UANG, MUSEUM WAYANG, MUSEUM ARTEFAK DAN MUSEUM REPTIL)


Laporan Ini Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah  : Metodologi Pembelajaran IPS
Dosen Pengampu  : Hj. Tutuk Ningsih,S. Ag, M.Pd

Disusun Oleh :
SITI DUROTUN NASHIHAH
102335076
           
Tarbiyah / 6 PGMI B

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan ridho-Nya jualah, penulis dapat menyelesaikan laporan observasi ini tepat waktu.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi  tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran IPS yang diampu oleh Hj. Tutuk Ningsih,S.Ag, M.Pd . Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2013 yang dilakukan di Sanggaluri Park Purbalingga.
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari ada banyak kekurangan, baik dalam hal isi ataupun sistematika penulisan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar dapat lebih baik lagi. Semoga laporan hasil observasi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
                                                                                    Purwokerto , 27 Mei 2013


                                                                                    Siti Durotun Nashihah












BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG KEGIATAN

Sebagaimana kita ketahui, museum adalah merupakan salah satu tempat pelestarian benda-benda bersejarah yang akan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Di Sanggaluri Park terdapat berbagai macam tempat yang dapat dikunjungi, diantaranya adalah: museum reptil, museum serangga, museum uang, rumah prestasi, sanggar IPTEK, museum wayang dan artefak, taman burung, taman bermain, wahana anak-anak dan sebagainya.

B.     TUJUAN KEGIATAN

Pada penulisan ini, tujuan yang akan dicapai adalah:
1.      Mengetahui sejarah berdirinya Sanggaluri Park Purbalingga
2.      Mengetahui gambaran dan informasi tentang Museum Uang, Museum Wayang dan Museum Artefak di Sanggaluri Park Purbalingga
3.      Mengetahui gambaran dan informasi tentang Museum Reptil di Sanggaluri Park Purbalingga

C.    MANFAAT KEGIATAN

Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan observasi ini adalah,
1.      Dapat mengetahui lokasi, sejarah berdirinya Sanggaliri Park Purbalingga
2.      Dapat melihat secara langsung peninggalan-peninggalan bersejarah mata uang, wayang dan artefak di Indonesia.
3.      Dapat mengetahui berbagai macam hewan reptile yang tersebar di wilayah Indonesia.
4.      Dapat menambah wawasan dan rasa kepedulian peninggalan bersejarah dan berbagai macam hewan reptile yang ada di sekitar.

D.    RUMUSAN KEGIATAN
Berdasarkan latar belakang sebagaimana dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dari laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah gambaran umum  Sanggaluri Park purbalingga?
2.      Apasajakah koleksi dari Museum Uang, Museum Wayang, Museum Artefak dan Museum Reptil di Sanggaluri Park Purbalingga?






































BAB II
PEMBAHASAN

A.    GAMBARAN UMUM SANGGALURI PARK PURBALINGGA
Sanggaluri Park atau Taman Sanggaluri merupakan salah sau tujuan wisata yang ada di Kabupaten Purbalingga. Kata Sanggaluri berasal dari singkatan Sanggar Luru Ilmu atau Sanggar Mencari Ilmu. Dalam bahasa jawa, luru artinya mencari.
Seperti namanya, objek wisata ini selain berfungsi sebagai tempat rekreasi penghilang penat, tetapi juga dapat dijadikan sarana edukasi bagi keluarga maupun sekolah.
Di Sanggaluri terdapat berbgai macam tempat yang dapat dikunjungi, diantaranya adalah museun reptil,museum serangga, museum uang, rumah prestasi,  sanggar IPTEK, museum wayang dan artefak, taman burung, taman bermain, wahana anak-anak dan lain sebagainya.
Dengan latar belakang Gunung Slamet, Taman Sanggaluri tampak cantik di tengah hamparan sawah pedesaan Kutasari. Taman Sanggaluri adalah objek wisata terpadu yang mengusung konsep edukasi sekaligus rekreasi alam. Berjarak 10 menit dari objek wisata Owabong dan Desa Wisata Karangbanjar atau 30 menit dari pusat kota Purbalingga.

B.     MUSEUM UANG
Mata uang mulai dikenal di Indonesia semenjak zaman kerajaan-kerajaan, seperti Pasai (Aceh), Palembang, Majapahit, Banten, Sumenep, Mempawa dan sebagainya. Namun peredarannya tentu hanya sebatas pada wilayah itu saja. Selain itu, system nilai mata uangpun masih sederhana. Walaupun demikian, merekapun sudah dapat membedakan nilai dari bahan dasar mata uang itu sendiri, misalnya emas nilainya lebih tinggi dari perak, perak lebih tinggi dari tembaga, tembaga lebih tinggi dari besi biasa. Disamping menggunakan bahan dari logam, ada beberapa tempat di Indonesia yang kala itu membuat mata uang dari kain seperti dikerajaan Buton.
Sanggaluri Park memang lekat dengan ikon wisata edukasi. Termasuk wahana Museum Uang. Museum Uang ini dibuka pada tanggal 18 Desemer 2008. Di museum uang ini tersimpan 182 koleksi mata uang dari berbagai penjuru dunia. Ide dan gagasan pendirian serta koleksi ‘Museum Uang Purblingga’ merupaka sumbangan dari keluarga besar Triyono Budi Sasongko yang didukung oleh Bank Indonesia. Muncul ide dan gagasan tersebut didasari atas kesadaran dan pemahaman bahwa uang bukanlah sekedar alat tukar tetapi juga cermin dari perkembangan puncak-puncak peradaban suatu bangsa. Dengan mencermati perkembagan mata uang, kita dapat mengetahui dan menceritakan bagaimana kondisi suatu bangsa dan seluruh perjalanan peradabannya. Uang yang kita kenal sekarang sejatinya telah mengalami proses perkembangan yang sangat panjang.
Di Museum Uang Purbalingga, Anda dapat mencermati koleksi-koleksi mata uang mulai dari zaman kerajaan hingga zaman Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan di Museum, pengunjung dapat mencermati mata uang negra-negara di dunia.

Koleksi di Museum Uang Purbalingga :
a.         Mata Uang Jaman Kerajaan
b.        Mata Uang Masa Hindia Belanda (Nederland Hindie)
c.         Mata Uang Masa Perdagangan VOC
d.        Mata Uang Nasa Pendudukan Inggris
e.         Mata Uang Masa Jepang dan NICA
f.         Mata Uang ORIDA
g.        Mata Uang ORI
h.        Mata Uang Terbitan Pemerintah RI
i.          Mata Uang Terbtan Bank Indonesia
j.          Mata Uang Kertas dan Logam Luar Negeri dari 183 Negara
k.        Koleksi Perangko Indonesia Sejak Tahun 1951 hingga sekarang
l.          Koleksi Perangko-Perangko Dunia
m.      Koleksi Bendera Negara-Negara Dunia
n.        Alat Perkantoran Kuno(Mesin Ketik, Mesin Hitung, Brangkas dll)
o.        Alat Komunikasi (Telepon) Tempo Dulu
p.        Miniatur Perahu Layar
q.        Miniatur Prajurit Keraton Yogyakarta (Prajuri Bugis, Baheng, Nyutro, Ketanggung, Wirobrojo, Jokaryo, dan Prajurit Mantrijero).

Mata uang Republik Indonesia pertamakali dicetak dan diedarkan dua bulan setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, yaitu tanggal 17 Oktober 1945. Mata uang pemerintah RI itu merupakan tanda pembayaran yang sah dan berlaku diseluruh wilayah Indonesia. Pada waktu itu, pemerintah hanya mengeluarkan uang kertas saja, dengan nilai terendah satu send an tertinggi satu rupiah.
Dengan pindahnya ibu kota RI ke Yogyakarta, maka pencetakan mata uangpun ikut mengalami perubahan.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1947, sehingga selama masa revolusi fisik ini bangsa Indonesia mengenal mata uang cetakan Jakarta dan Yogyakarta.
Selain itu, pada beberapa daerah di Indonesia seperti Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Bukit Tinggi, Sumatera Utara, dan Aceh beredar mata uang perjuangan cetakan local. Mata uang ini lazim disebut sama dengan daerah pencetakannya, seperti uang Banten, Lampung dan seterusnya.
                                                                                    
Selain itu, Museum Uang ini juga meyajikan berbagai koleksi perangko. Terdapat perangko perangko Indonesia dari tahun 1951 hingga sekarang. Tidak hanya mengoleksi perangko dalam negeri tetapi juga terdapat koleksi perangko dari negara-negara di dunia.

C.     MUSEUM WAYANG DAN ARTEFAK
Masih di seputar kawasan objek wisata Sanggaluri Park, ada sebuah Museum Wayang dan Artefak. Di dalam museum ini kita dapat belajar banyak tentang sejarah dan budaya dan tokoh-tokoh wayang dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Sumatera, dan wayang dari uiar negeri. Terdapat juga peninggalan artefak kuno yang dimuseumkan di museum ini.
Wayang secara etimologi berasal dari kata ‘ bayang-bayang’. Awalnya wayang ini digunakan untuk melakukan komunikasi dengan roh leluhur atau nenek moyang, dan perantaranya disebut dalang. Namun akhirnya berkembang menjadi sebuah sarana hiburan, pendidikan, media informasi maupun ajaran moral.
Saat memasuki gedung museum, kita akan disambut tokoh-tokoh wayang dari berbagai penjuru. Tidak hanya wayang, seluruh perlegkapan seputar ‘perwayangan’ juga dipajang dimuseum ini. Mulai dari alat penerangan untuk wayang kulit, untuk membuat bayangan dibelakang layar yang disebut Lampu Blencong, juga ada alat musik pengiring seperti gamelan, panggung yang biasa dipakai untuk panggung boneka, dll.
Koleksi wayang di museum ini terdiri dari beberapa perangkat wayang kulit, wayang golek, wayang sadat dan berbagai topeng, lukisan dan boneka-boneka dari luar negeri. Beberapa koleksi langka dari nusantara antara lain wayang pandu, wayang suket, wayang beber, dan wayang revolusi.
Selain itu di museum ini juga terdapat berbagai peninggalan kebudayaan Neollitikum dan Megallitikum yang banyak di jumpai di daerah Purbalingga. Salah satu koleksi yang ada di museum ini adalah fosil gigi gajah stagedon, kapak lonjong, dan peninggalan dari zaman batu tua hingga batu tengah yang meliputi perhiasan batu, beliung, dan fragmen batu.


D.    MUSEUM REPTIL
Ada banyak sekali jenis ular yang terdapat di museum reptile ini, misalnya saja ular putih berbelang kuning California Ring Snake Albino, Python Albino dapat memiliki panjang hingga tujuh meter. Sedangkan sanca bodo yang tidak kalah besar ternyata tidak memiliki bisa. Akan teapi, tetap saja berbahaya karena makanan mereka selain unggas adalah mamalia.
Di museum ini juga terdapat hewan yang diawetkan seperti serangga dan kupu-kupu yang ditata dengan rapi.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Sanggaluri Park merupakan tempat wisata yang edukatif karena terdapat tempat-tempat yang menarik dan memiliki nilai edukatif yang tinggi. Tidak hanya sekedar refresing tapi juga dapat menambah wawasan. Seperti halnya ketika singgah di Museum Uang yang ada di Sanggaluri Park, kita dapat mengetahu perkembangan uang yang ada di negara kita dari jaman kerajaan hingga sekarang. Selain itu juga kita dapat mengetahui koleksi koleksi uang dari negara-negara di dunia. Di Museum Uang juga menyajikan koleksi perangko, baik koleksi perangko dari dalam negeri ataupun dari luar negeri.
2.      Di Museum Wayang dan Artefak, ada berbagai peninggalan sejarah dan budaya wayang dari berbagai daerah Indonesia dan koleksi wayang dari luar negeri. Kita juga dapat melihat dan mempelajari peninggalan Neollitikum dan Megallitikum yang disajikan di museum tersebut.

B.     SARAN
1.      Untuk meningkatkan kualitas Sanggaluri Park, diharapkan agar masyarakat sekitar daerah Kutasari agar senantiasa ikut serta menjaga Sanggaluri Park.
2.      Bagi pemerintah diharapkan selalu mensuplay dana untuk kepentingan perawatan bagi hewan dan komponen yang ada di Sanggaluri Park.
3.      Perlu ditingkatkan penjagaan terhadap binatang langka dan peninggalan-peninggalan bersejarah di Sanggaluri Park.























Tidak ada komentar:

Posting Komentar